Pada masa kampanye saat ini, pelanggaran Pemilu seperti politik uang, menjadi ancaman yang nyata bagi kelangsungan sistem demokrasi yang sehat. Sebab, suara untuk pemerintahan lima tahun ke depan cukup ditukarkan dengan beberapa lembar uang dan beberapa kantong barang, tanpa memperhatikan kualitas calon yang hendak dipilih.
Hal itu, misalnya, seperti yang diperagakan oleh tim pemenangan Prabowo-Sandi dalam sebuah video pendek yang beredar luas di masyarakat. Terlihat di sana seorang Ibu-Ibu menjual beras dengan harga yang sangat murah, yakni Rp. 2.000/kantong.
Penjualan dengan harga segitu, tentu, tak mungkin tanpa maksud tertentu. Tak masuk logika bisnis bila beras seharga Rp. 60 ribuan, kemudian hanya dijual dengan harga 2 ribu rupiah per kantong. Itu diakuinya sebagai pembagian beras dari Prabowo-Sandi untuk menggalang suara emak-emak.
Tak hanya itu, pembagian beras itu juga disertai dengan pemberian stiker Prabowo-Sandi untuk Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024. Stiker ini ditempelkan di rumah-rumah warga.
Kasus seperti itu bisa dikatakan sebagai model politik uang, karena memberikan sejumlah uang atau barang kepada masyarakat disertai ajakan untuk memilih kandidat atau calon tertentu. Praktik politik uang biasanya dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk kemenangan calon tertentu.
Pembagian atau penjualan beras dengan harga yang sangat murah itu telah menyalahi aturan yang berlaku sesuai UU No. 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Praktik politik uang dalam UU tersebut menyatakan bahwa baik pemberi maupun penerima 'uang politik' sama-sama bisa kena jerat pidana berupa hukuman penjara.
Kemudian, kegiatan tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya diskualifikasi pada paslon yang bersangkutan, sehingga masyarakat agar betindak waspada terhadap kegiatan tersebut.
Kita harus waspada untuk menjaga lingkungan sekitar dari adanya praktik politik uang tersebut. Kemudian, apabila masyarakat mengetahui tindakan tersebut agar segera melaporkan kepada Bawaslu ataupun kepolisian.
Munculnya video dari masyarakat itu menunjukkan dengan jelas bahwa pasangan Prabowo-Sandi yang haus kekuasaan itu telah menghalalkan segala cara demi memenangkan kontestasi politik pada Pilpres 2019. Mereka dengan terang-terangan berkampanye melalui video amatir, dimana di dalamnya mempraktikkan politik uang di masyarakat.
Kita berharap pihak Kepolisian ataupun Bawaslu segera menanggapi insiden pelanggaran Pemilu ini. Sebab, kita ingin Pemilu pada 2019 nanti bisa berjalan dengan aman, damai, lancar dan tanpa pelanggaran yang merusak pesta demokrasi ini.
Respon netizen rata-rata mengecam beras murah tersebut karena yang ada bikin petani melarat
. .Gerakan mereka sdh sampai gini.. Bagaimana dgn relawan Jokowi?? pic.twitter.com/freSglRME7— Index of (@4Y4NKZ) September 30, 2018
. .Udah basi kampanye macam begitu. Beras dipake paling cuma bbrp waktu aja. Tp infrastruktur, bisa dipake sampe 7 turunan— Tya Sariman (@SarimanTya) September 30, 2018
. .Kail di sebar umpan di pasang!— Ary Prasetyo (@Aryprasetyo85) September 29, 2018
Mereka Hoax beras ada gambr jokowi.https://t.co/QRTTlpOjvZ
Nyata nya mrk yg gunakan beras tuk beli suara rakyat!
Gerakan Otak Keong Racun Telah BERAKSI..
😂
KASIHAN TU JILBABMU BU KLO AKSI MU PENUH TIPU2 DEMI KEKUASAAN.#bukaduluTopengmu pic.twitter.com/eeh8efC58v
. .Harga beras 2 ribu, terus ibu yg beli beras keknya sdh pegang uang 2 ribu dan uangnya jg keknya dari yg jual beras. Hahaha @bawaslu_RI harus nonton nih Sandiwara.— Justiciabelen (@justiciabelen) September 29, 2018
. .Bangkrut petani kalau 5 kg beras harganya 2000 wahhhh— Lanangboneng (@lanangboneng) September 30, 2018
. .Saya sebagai petani tidak akan pilih selain pak @jokowi .Katanya beras utk mensejahterakan petani jg biar petani mandiri. Pdhal berasnya mgkn 3kg an. Tp dihargain 2000rp. Ngakak lg dah jdnya. Itu mau bikin petani kaya ato tambah mlarat? 😂😂😂— Lukman Nugraha (@LukmanNu12) September 29, 2018
Bayangin aja kl beras sampe konsumen dgn harga Rp. 2000,- dpt lbih dr sekilo, trs dr petani brp hrganya? Emng petani bs mnghasilkan beras dgn hanya baca mantra? Biaya produksi mahal kampretttt...
Saya sebagai petani tidak akan pilih selain pak @jokowi .— otisram nalrapus (@otisram) September 30, 2018
Bayangin aja kl beras sampe konsumen dgn harga Rp. 2000,- dpt lbih dr sekilo, trs dr petani brp hrganya? Emng petani bs mnghasilkan beras dgn hanya baca mantra? Biaya produksi mahal kampretttt...
(https://www.kompasiana.com/sejarahkelam1666/5bb0cef5c112fe5b1e666892/beredar-video-tim-prabowo-sandi-praktikkan-politik-uang-dengan-bagi-bagi-sembako-ke-e)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar